Friday 20 September 2013

Wisata Kuliner Ala Ninenice :D Episode 1 #Icip.Icip.Makananan.Tetangga(JEPANG)

18 September 2013

  Semester 3 ini...waktunya mempelajari masakan tetangga khususnya masakan asia (oriental) yang ada di matakuliah PMO (Pengetahuan Makanan Oriental). Kalau liat dari pengalaman kakak tingkat, kayaknya bakal seru matkul ini...karena, diakhir semester nanti kita satu kelas akan ngadain praktek besar berupa (sejenis) "pameran makanan" yang tiap-tiap kelompok diberi tema yang berbeda, dimana temanya harus menggambarkan budaya dan wisata khusus dari negara-negara di asia~ Contohnya, kalau dari pengalaman kaka tingkat, mereka ada yang dapat negara Korea jadi mulai dari makanan, dekorasi, sampai kostum mereka sesuai dengan kebudayaan Korea (untuk kakak tingkat yang suka Korea, mereka senang banget karena bisa pakai baju khas Korea ^^).

  Nah, di silabus kontrak matakuliah ini ada kegiatan wisata kuliner (bukan program acara TV ya). Wisata kulinernya tentu khusus kuliner Asia. Untuk kesempatan kemaren, saya dan teman-teman mendapat kesempatan berwisata kuliner Jepang. Tempat yang kita jadikan tujuan kuliner tentunya..........bukan Jepang karena berat diongkos nanti :p jadi cukup ke restaurant Jepang yang ada di Jakarta aja (setuju yow!)

Dok. pribadi : teman

Dok. pribadi : teman


  Restaurant yang beruntung kita kunjungi (kenapa beruntung??? ya iya lah, langsung dapat pengunjung dalam jumlah banyak hehe) Restaurant Nanabantei. Restaurant ini letaknya di Sarinah. Ada cerita nih pas wiskul kemarin. Cekidot....

  Kegiatan pergi kunjungan keluar menjadi kegiatan yang lumayan sering ada untuk program studi pendidikan tata boga. Jadi, biasanya kalau mau kunjungan, kita menyewa mobil untuk pergi bareng ke tempat tujuan. Tapi, berbeda dengan wiskul kemaren...kita berangkat sendiri-sendiri. Dan awalnya dapat kabar kalau kita berangkat bareng anak non reguler dan kata anak non reguler, mereka berangkat jam 13:00 WIB. (Benar kata orang, jangan langsung "iya" dengan yang namanya "katanya", karena ujung-ujungnya yang susah kita sendiri dan itu terjadi kemaren dengan saya). Lanjut cerita ya! Jadi, setelah dengar kabar yang ternyata belum pasti itu saya menghabiskan waktu menunggu dengan ngerjain tugas di FSI Al-Biruni, sampai selesai shalat zuhur. Habis shalat zuhur, saya balik ke gedung H (gedung IKK tempat jurusan saya belajar). Eh...sampai di gedung H..lho!kok nggak ada anak-anak sekelas widih jangan-jangan udah pergi. Panik langsung, inni mereka pergi udah lama atau baru T_T (kalau udah lama, kan rugi banget sayanya). Akhirnya, mulai saya sms teman-teman...dan nelpon teman-teman, tapi nggak ada balasan untuk waktu yang lumayan lama (padahal jarang-jarang saya mau nelpon orang kalau nggak urgent, tapi nggak diangkat). Lama, lama......banget sampai akhirnya salah satu teman yang tadinya saya coba hubungi kembali menghubungi saya. Alhamdulillah, lega banget (buka rahasia dikit aja. Tadinya udah mau nangis karena nggak ada balasan dari teman-teman. Mana nggak tau restonya dimana. Kalau tau saya mah langsung nyusul). Setelah lega karena akhirnya dapat kabar dari teman, biar nggak buang-buang waktu saya langsung caw!

  Sampai di Nanabantei...
  Weiiiiiiiii Nineeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee! Ayok ayok duduk......dsb----> sambutan dari teman-teman. Langsung saya disusruh makan sepuasnya, makan yang banyak dan ditungguin makan. Nah, pas di Nanabantei kemaren..berasa banget kekeluargaan di kelas Pendidikan Tata Boga reguler kemaren :D.

Jadi, inti dari cerita ini sih, senang sama suasana kekeluargaan kemaren heheh....

Kalau udah ngumpul, nggak lengkap kalau nggak narsis narsisan ^^

Dok.pribadi : teman

Dok. pribadi : teman

Dok. pribadi : teman

Monday 9 September 2013

Nasi Liwet #cinta.kuliner.Indonesia

Nasi Liwet? Apa itu nasi liwet?!?


Sekilas dari namanya bagi orang awam nasi liwet merupakan makanan yang spesial cara pembuatannya, begitu juga dengan saya (dulunya). Namun setelah dipelajari ternyata nasi liwet merupakan hidangan nasi yang dimasak dengan teknik meliwet, yaitu memasak dengan cara direbus dengan air dengan menggunakan api kecil di dalam panci. Biasanya, panci yang digunakan untuk meliwet nasi ada panci khusus yang terbuat dari bahan anti lengket, sehingga ketika kita memasak nasi liwet nasi tidak lengket dan gosong dan juga jika memasak dengan panci tersebut kita tidak perlu mengaduk nasi terus-menerus selama proses memasak.

Panci Nasi Liwet

Selain cara memasaknya yang diliwet, nasi ini agar lebih enak di masak dengan menambahkan bumbu berupa garam, daun salam, dan serai kemuadian agar lebih gurih cairannya menguunakan santan.

Hidangan nasi liwet ini merupakan hidangan yang berasal dari kota Solo (Jawa Tengah). Biasanya nasi liwet dihidangkan dengan pelengkap berupa opor ayam, sayur labu siam, sambal rebus, dan pindang telur.

FYI : Nasi Liwet merupakan salah satu jenis hidangan nasi dalam ilmu tata boga. Dalam tata boga dipelajari berbagai jenis hidang nasi dan salah satunya Nasi Liwet. Seperti yang diketahui, nasi liwet dihidangkan dengan berbagai macam pelengkap. kalau di Solo disebutnya Nasi Liwet, nah...kalau di daerah lain nasi yang dihidangkan dengan pelengkap dinamai dengan Nasi Rames, Nasi Uduk, Nasi Tumpeng, dll. Tapi, meski sama-sama berupa hidangan nasi dengan pelengkap, untuk tiap-tiap nama tersebut memiliki bumbu dan pelengkap yang berbeda sesuai dengan ciri khas masing-masing.

Sekarang, mari kita membahas tentang pelengkap dari Nasi Liwet  ^^
Seperti yang sudah dituliskan sebelumnya. Nasi Liwet memiliki hidangan pelengkap berupa Opor Ayam, Sayur Labu Siam, sambal rebus dan Pindang Telur. Satu pertanyaan untuk menguji pengetahuan kuliner --> Dari semua pelengkap itu, hidangan yang sudah kita kenal yang manakah? Jawab: Opor Ayam (betul tidak?). Bagaimana dengan yang lainnya??? heheheh

Kalau (dulu) ditanya seperti itu jawaban saya pasti sama dengan jawaban di atas hhaa. Tapi~ karena secara saya sekarang seorang anak tata boga...pasti tau lah kalau ditanyain dengan pelengkap lainnya (aseeek) hhee.

Opor ayam itu..... Yap! betul, ayam yang dimasak pakai santai ditambah bumbu dasar putih, kemiri, daun salam dan rasanya gurih dan manis santan.

Bagaimana dengan Sayur Labu Siam, sambal rebus dan Pindang Telur? Mari saya kasih tahu~

Sayur Labu Siam adalah jenis hidangan sayuran berkuah sedikit yang berbahan dasar labu siam kemudian dimasak dengan bumbu dasar merah dan diberi bumbu tambahan lain seperti terasi, garam, gula, dll. Gula! kalau kita perhatikan Nasi Liwet berasal dari Kota Solo di Jawa, nah makanan jawa itu tidak jauh-jauh dari yang namanya rasa manis..makanya ada tambahan "gula" untuk bumbunya. Sedikit cerita, kemarin saya pernah dapat tugas untuk praktek membuat Nasi Liwet Solo. Pantas saja komentar dosen untuk hidangan Sayur Labu Siam saya kurang memuaskan, kenapa? karena ternyata rasa dari Sayur Labu Siam saya tidak sesuai dengan rasa aslinya. Rasa dari sayur saya itu masih terbawa rasa makanan Sumatera yaitu  pedas, asin, gurih...sedangkan setelah saya coba mencicip sayur Labu Siam dari Nasi Liwet "asli" rasanya itu.........................MANIS Sekali! Heran, kok bisa manis gitu ya -,-a. Padahal menurut saya, sayur saya itu rasanya sudah mak nyos! tapi ya sudah lah ya~

Kemudian sambal rebus. Saya pikir sambal rebus itu sambal apa gitu? ternyata cuma cabe rawit merah direbus lalu digiling, jadi deh sambal rebus.

Pindang Telur. Pertama kali dengar, nggak ada bayangan bagaimana bentuk dari hidangan ini. Setelah dicari tahu, ternyata pindang telur itu telur rebus kupas yang warnanya coklat-coklat itu toh. (dulu) saya kira telurnya bisa berwarna coklat karena dimasak seperti semur, ternyata cara membuat telur sehingga menjadi warna coklat yaitu, telur mentah direbus kemudian air rebusannya diberi daun jambu biji, daun salam dan kulit bawang merah. "Kulit bawang merah lah ternyata yang memberikan warna coklat untuk pindang telur ini." kata seorang kenalan yang saya kenal ketika event Kelanarasa. Dan untuk memperoleh warna coklat yang pekat dan masuk sampai kedalam telur membutuhkan proses perebusan yang lama, hingga sehari lamanya, itu juga yang dikatakan "beliau".
Lipatan Pincuk

Setelah selesai dimasak Nasi Liwet dan pelengkapnya, hidangan ini disajikan di atas daun pisang yang dilipat menjadi bentuk "Pincuk".


Sunday 8 September 2013

Partime (lagi)!

" Assalamu'alaikum. Nine apa kabar?___________saya ada event lagi nih." 
  Dapat sms panggilan kerja part time lagi :), setelah kira-kira 2 bulan dari event terakhir. FYI saya dapat kerja part time di salah satu EO (event organizer) Kelanarasa. Awal mula saya bisa kenal sama Kelanarasa itu kayak iseng-iseng nekat. Mungkin bisa dibilang memanfaatkan sosial media dengan baik (mungkin~). Melalui  obrolan di twitter, perkenalan saya dengan chief Kelanarasa (awalnya, nggak tau kalau saya ngobrol sama seorang chief!). Kalau disuruh nyeritain bagaimana detail ceritanya, saya juga bingung bagaimana bisa sampai ke obrolan biar bisa part time di EO tersebut hhee...

   Kerja di Event Organizer ternyata banyak banget pelajarannya, karena pekerjaan di EO sebagai event crew kerjanya fleksibel, bisa jadi apa saja dan event crew itu kerjanya kalau ada event aja. Nah! kalau dipikir-pikir saya sebagai seorang mahasiswa tingkat awal dan kerja part time sebagai event crew EO itu pas banget, karena walaupun kerja tapi kegiatan perkuliahan saya alhamdulillah tidak terganggu.

  22 Agustus 2013 kemaren itu kali ketiga saya dipanggil Kelanarasa. Nah, dikali ketiga kemaren yang namanya kerja, baru banget kerasa. Kemaren itu bisa dibilang kami kerjanya lebih seperti catering. Kenapa saya bilang kerjanya baru kerasa? karena di dua event sebelumnya, tugas saya pada event yang ditangani Kelanarasa kerjanya lebih ringan. !

  Sedikit cerita, dari kerja part time di Kelanarasa ini banyak ilmu baru yang saya dapat, diantaranya: belajar bersosialisasi di dunia kerja, dapat pengetahuan tentang makanan-makanan nusantara, mulai dari macam-macamnya, asalnya dan rasanya (FYI: Kelanarasa itu EO yang khusus menaganani event-event yang berhubungan dengan budaya Indonesia). Selain itu, saya juga bisa kenalan sama para pengusaha makanan nusantara yang bekerjasama dengan kelanarasa di tiap event. Banyak lagi hal-hal yang saya dapat yang susah untuk saya jelasin. Yah, bisa dibilang saya ini orangnya susah untuk mengungkapkan pemikiran secara lisan dan semoga dengan sering ikut event dan bersosialisasi dengan orang-orang yang saya temui, kemampuan saya bertambah dalam hal "komunikasi", amin! karena susah juga kalau ide-ide tidak bisa disampaikan karena tidak pandai berkomunikasi hehe. Segini dulu cerita pengalaman part time nya :)




Saturday 10 August 2013

Tekwan #cinta.kuliner.Indonesia

Hujan... di Jambi lagi hujan saat ini.
Nah, kalau hujan enaknya makan yang hangat-hangat dan berkuah :9

Waktu setahun ternyata mampu membuat saya kangen dengan makanan satu ini, yaitu Tekwan. Yah, Tekwan susah banget dicari di Jakarta dan kalaupun ada, rasanya beda sama yang ada di Jambi. Kayaknya ada ciri khas dari Tekwan yang dijual mamang-mamang di Jambi...Dan saran untuk teman-teman yang belum pernah makan Tekwan, sebaiknya belinya langsung di sumatera Selatan karena rasanya pasti beda dengan yang dijual di daerah lain.
Akhirnya, malam ini kita beli Tekwan hhe...dan Tekwan itu enaknya kalau sudah disantap dengan cabe-nya beberapa sendok, baru sensainya berasa (y)...keringat bercucuran dan dari mulut keluar asap dan api~

Tekwan Hasil Praktek
Pengetahuan Makanan Nusantara
(ini masih kurang bagus sih ^^)
Tekwan...merupakan salah satu makanan khas dari Sumatera Selatan, termasuk di dalamnya Palembang dan Jambi. Apa itu Tekwan??? Mungkin beberapa orang masih asing dengan makanan ini. Tekwan merupakan hidangan yang berbahan dasar ikan yang dicampur dengan tepung sagu atau tapioka, mirip seperti mpek-mpek (tentu mpek-mpek tidak asing didengar kan?).Nah, perbedaan dari mpek-mpek dan Tekwan adalah kalau mpek-mpek dimakan dengan kuah cuko sedangkan Tekwan dimakan dengan diberi tambahan pelengkap berupa soun, timun, ebi bubuk, potongan bengkoang, jamur kuping yang dan  disiram dengan kuah berupa kaldu dari seafood (biasanya kaldu udang), terakhir diberi taburan daun seledri dan bawang goreng. Tekwan ini termasuk ke dalam jenis hidangan sop/soto dalam ilmu tata boga.

Dalam matakuliah Pengetahuan Makanan Nusantara saya pernah mendapatkan tugas untuk membuat makanan ini. Untuk rasanya, menurut saya sudah hampir mendekati dengan Tekwan mamang-mamang Jambi.

Resep Tekwan

Bahan-bahan/bumbu-bumbu :

Bahan Tekwan:
200 gram daging tenggiri, haluskan
1 putih telur 
1 sendok teh garam 
1/2 sendok teh gula pasir 
50 gram tepung sagu 
25 ml air es 

Bahan Kuah:
200 gram udang kupas, sisakan ekornya, kerat punggungnya
2.000 ml air kaldu udang, dari kulit udang yang dicuci bersih
5 siung bawang putih, cincang halus
6 buah jamur kuping, rendam, potong-potong
30 buah sedap malam, rendam, ikat
200 gram bengkuang, iris korek api
1 batang daun bawang, iris halus
2 sendok makan garam 
1/2 sendok teh merica bubuk 
1 sendok teh gula pasir 
100 gram soun, seduh, potong-potong
1/2 sendok makan cuka 
1 sendok makan minyak untuk menumis 

Bahan Taburan:
2 sendok makan bawang putih goreng 
2 sendok makan seledri, iris halus

Cara Pengolahan :
  1. Tekwan, aduk rata bahan tekwan. Bentuk bola dengan sendok teh. Rebus dalam air mendidih sampai terapung. Angkat dan tiriskan.
  2. Kuah, tumis bawang putih sampai harum. Tambahkan udang. Aduk sampai berubah warna. Tuang air kaldu udang. Masak sampai mendidih.
  3. Masukkan tekwan, jamur kuping, sedap malam, bengkuang, garam, merica bubuk, dan gula pasir. Masak sampai matang. Tambahkan daun bawang, soun, dan cuka. Aduk rata.
  4. Sajikan bersama taburan bawang putih goreng dan seledri.
Untuk 8 porsi


Friday 2 August 2013

Padamaran (Jajanan pasar khas Jambi) #cinta.kuliner.Indonesia

(Arsip blog lama haha)

Hayo aku mau bagi resep buka puasa yg gampang soalnyo aku liat status kwn2 byk yg minat belajar masak skrg. MAU?

Padamaran                            26 porsi

bhn:
200 gram tepung beras
500 ml santan dari 1/2 butir kelapa, dihangatkan
75 ml air suji (dari 25 lembar daun suji dan 5 lembar daun pandan)
1 1/4 sendok teh garam

bhn isi:
50 gr gula merah
50 gr gula pasir
(campur yo)

caro bikin:
1.Campur bahan masak sampe hangat be jgn mendidih.
2.Tarok bahan isi di dalam takir (wadah dr daun pisang )
3.Tuang bahan yg sdh hangat td ke dalam takir
4.Kukus 20 menit

Tanda klo berhasil: tdk keras, warnanyo mengkilat karena pengaruh santan, mudah ditelan, tekstur goyang2 kyk jeli.
SELAMAT MEMPRAKTEKKAN

Bubur Sum Sum #cinta.kuliner.Indonesia

Bulan puasa pasti banyak yang manis-manis (seperti saya hhe ^^)...

Panganan manis pasti menjadi salah satu menu utama di saat berbuka puasa karena seperti yang kita tau saat puasa energi kita berkurang nah untuk mengembalikannya bisa diatasi dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung gula yang tentu saja rasanya manis (seperti saya hhe ^^). Anjuran untuk berbuka dengan makanan yang manis pun juga dicontohkan oleh nabi kita Muhammad .saw. beliau ketika berbuka mengkonsumsi 3 buah kurma yang rasanya tentu manis. 
"Jika salah seorang di antara kamu sekalian berbuka, hendaklah ia berbuka dengan kurma, jika ia tidak menemukannya, maka dengan ait ; karena sesungguhnya air itu suci".
Saat ini saya akan membahas tentang salah satu menu ta'jil yang biasa nongol saat bulan puasa yaitu Bubur Sum Sum.

Bubur Sum Sum dari namanya bisa ditebak mengapa diberi nama demikian pasti karena bentuknya yang seperti sum sum tulang. Bubur Sum Sum terbuat dari bahan dasar tepung beras yang direbus dan saat dihidangkan disantap dengan kuah gula aren (slurrrp :d lemak nian).

Nah, ceritanya kita akan bereksperimen dengan menu satu ini. Kita akan menambahkan satu bahan ke dalamnya, yaitu Oat. Penasaran? Silahkan dicoba~

Bubur Sum Sum Oat ala... (ala kadarnya. Menggunakan bahan yang ada di kosan)


Bahan Sumsum:
200 gram tepung beras 
1 sendok teh garam 
4 lembar daun pandan 
1.500 ml santan, dari 1 butir kelapa

Oatmeal sesuai selera

Sirup Gula Merah:
350 gram gula merah, disisir halus
500 ml air 
3 lembar daun pandan 
1/4 sendok teh garam 

Cara membuat:
  1. Sirup gula merah, rebus gula merah, air. daun pandan, dan garam sampai mendidih dan mengental. Sisihkan.
  2. Bubur sumsum, masak tepung beras, garam, pandan, dan santan  sambil diaduk hingga meletup-letup. 
  3. Tuang bubur sumsum dalam mangkuk. Tata pisang di atasnya. Siramkan sirup gula.

 Untuk 10 porsi                                             
NB: 
  • - Untuk tekstur bubur bisa disesuaikan dengan selera, suka lembek atau tidak.   
  • - Dengan penambahan Oatmeal, tekstur bubur jadi sedikit ada crunchy nya

Ebatan (Salad khas Lombok) #cinta.kuliner.Indonesia

Kalau mendengar kata Salad yang dibayangin pasti masakan luar negeri. Eits, jangan salah Indonesia juga punya Salad loh! seperti Gado-gado, Urap, Karedok, dll... banyak lagi karena Indonesia itu kaya akan segala hal mulai dari flora & fauna, hasil tambang, suku, seni & budaya...termasuk makanannya makanya kalau disebutin bakalan panjang~ (sebenarnya karena masih belum tau semuanya sih ^^). Nah, Ebatan termasuk ke dalam salah satu salad Indonesia yang berasal dari Lombok.

Kenapa Gado-gado, Urap, Karedok, dll dan Ebatan (masakan yang mau saya bahas) termasuk ke dalam salad? Sebelumnya saya jelasin dulu nih apa itu salad menurut ilmu tata boga?

FYI : "Salad adalah hidangan yang merupakan campuran dari sayuran hijau, buah, daging, unggas dan ikan yang dihidangkan bersama dressing (saus) atau hanya terdiri dari buah segar dan juice." Biasanya, salad dijadikan sebagai hidangan pembuka dalam susunan menu makanan karena salad dapat meningkatkan selera makan, maka dari itu setelah menyantap salad kita jadi berselera untuk menyantap makanan lainnya.
Nah, dari pengertian itu dapat disimpulkan kalau Gado-gado, Urap, Karedok dan Ebatan termasuk ke dalam salad. Mengapa? Pertama karena bahan dasar makanan tersebut dari sayuran, kemudian mereka juga dihidangkan dengan menggunakan dressing (saus), dan saus khas Indonesia yaitu saus kacang.

Ebatan, salah satu makanan Indonesia yang saya pun baru mendengarnya. Ceritanya saya mendapat tugas praktek matakuliah Makanan Nusantara, yaitu membuat salad khas dari Lombok. Akhirnya saya cari-cari yang unik dari Lombok, awalnya ada Plecing Kangkung tapi menu itu sudah banyak yang tahu dan akhirnya saya putuskan untuk membuat Ebatan. 

Ebatan merupakan salah satu menu khas lombok yang terbuat dari campuran beberapa sayuran dan buah seperti nangka muda, kacang panjang, daun kemangi, terong bulat, pisang, dan mangga muda. Kemudian dilengkapi dengan saus yang terbuat dari hati & ampela dicampur bumbu dasar merah ditambah jintan, kencur, air asam, gula, santan. Sehingga rasa dari sausnya ini seperti rasa nano-nano yaitu manis, asam, asin, gurih plus sedikit pedas dan ada aroma kencur dan rasa jintannya. Nah, kebetulan juga nih ternyata Ebatan merupakan hidangan khusus yang hanya ada pada bulan Ramadhan saja loh! pas banget momentnya (bisa dicoba dirumah~)

Komposisi dari bahan Ebatannya juga unik menurut saya karena ada "pisang" di dalamnya. Pertama kali mempraktekannya dan pertama kali pula saya mencobanya. Apa rasanya sayuran ditambah dengan pisang dan mangga?!? Unik~

Nah, salah satu ciri dari Ebatan ini ya... itu, Pisang. Kenapa? karena Ebatan merupakan makanan khas Lombok dan Lombok termasuk ke daerah wilayah Indonesia bagian Timur maka Pisang itulah cirinya...
Karena makanan pokok di wilayah Indonesia bagian timur salah satunya pisang. Dari yang biasa kita ketahui kalau makanan pokok di Indonesia itu adalah nasi, ternyata di Indonesia ada beberapa makanan pokok lainnya dan makanan pokok ini tergantung dengan hasil pertanian yang paling banyak dari setiap daerah di Indonesia. Beberapa contoh makanan pokok di Indonesia yaitu : nasi, singkong, ubi, pisang, sagu, dll. Untuk lebih jelasnya nanti akan saya post dilain kesempatan (insyaallah). 

Tapi ada hal yang harus diperhatikan untuk bahan makanan yang bisa dijadikan sebagai makanan pokok, yaitu merupakan pangan yang mengandung banyak karbohidrat dan yang paling penting rasa dari bahan tersebut "hambar", sehingga kalau mau disantap dengan menu lain rasanya tidak aneh. Maka pisang yang digunakan untuk Ebatan ini bukan sembarang pisang tapi ada pisang khusus, yaitu pisang batu. 

Kalau penasaran pingin buatnya, nih saya kasih resep yang kemaren juga saya praktekkan. Check it out!

EBATAN



Bahan-bahan/bumbu-bumbu:

Bahan:
5 buah pasang ampela hati, direbus, dipotong-potong
5 lonjor kacang panjang, dipotong 3 cm
250 gram nangka, direbus
1 buah mangga mengkal, dipotong korek api
3 buah terong lalap, diiris tipis
2 buah pisang batu, direbus sampai matang dengan 1/2 sendok teh garam, cuci
5 tangkai kemangi, dipetiki
1 sendok teh garam 
1/2 sendok teh gula pasir 
1/4 sendok teh merica bubuk 
200 ml santan dari 1/2 butir kelapa 
2 sendok teh air asam dari 1/2 sendok teh asam dan 1 sendok makan air
3 sendok makan minyak untuk menumis 

Bumbu Halus:
5 buah cabai merah keriting 
2 buah cabai rawit merah 
5 butir bawang merah 
3 siung bawang putih 
2 cm lengkuas 
2 cm jahe 
1 cm kunyit, dibakar
1 cm kencur 
3 butir kemiri, disangrai
1 sendok teh terasi 
1/2 sendok teh ketumbar 
1/8 sendok teh jinten 
2 sendok teh air asan dari 1/2 sendok teh asam dan 1 sendok makan air 

Cara membuat:
  1. Rebus ampelati dengan daun salam sampai empuk, tiriskan, buang airnya, potong potong.
  2. Rebus kacang panjang dan  nangka muda sampai matang, tiriskan
  3. Mangga muda remas remas dengan 1 sendok teh garam, dicuci. Sisihkan.
  4. Tumis bumbu halus sampai harum. Masukkan ampela hati. Aduk rata. Tuang santan sambil diaduk rata. Tambahkan garam, merica, dan gula pasir. Masak sampai matang.
  5. Menjelang diangkat. Masukkan air asam. Aduk rata.
  6. Siram sayuran dengan santan. Sajikan.

Saturday 25 May 2013

Aku Cinta Makan dan Aku Cinta Indonesia!

"Aku Cinta Makan dan Aku Cinta Indonesia!"

Kenapa ? 
Indonesia....
Budaya....
Indonesia dan Budaya, dua hal yang memiliki daya tarik buat saya. Banyak kekayaan yang masih perlu dicari dan kemudian kita tunjukan ke negara lain bahwa ini loh...Indonesia dengan kekayaan yang unik.

Batik, Tari Saman, Reog, Bali dan masih banyak beberapa hal dari Indonesia yang sudah dikenal di negara lain sebagai ciri dari Indonesia. Tapi selain itu, saya merasa masih banyak pake banget hal-hal unik lainnya terutama yang berhubungan dengan "budaya (culture)" di Indonesia yang belum diekspos dan sebenarnya berpotensi untuk di promosikan. Hal itu saya sadari dari kapan?? Dari sejak saya mengenal yang namanya pelajaran "Pengetahuan Makanan Nusantara". 

Saya takjub banget sama dosen yang mengajarkan matakuliah tersebut (yah walaupun dengan caranya memberi tugas yang seabrek). "TUGAS" ya, tugas-tugas yang beliau berikan itu yang akhirnya menyadarkan saya untuk menjelajahi lebih dalam makanan nusantara beserta budya daerah-daerah nusantara, karena dua hal itu berkaitan.

Aku Cinta Makan!

Makan, makan, makan...
Kalau sudah lapar, ya makan~ Tapi makan nggak sempurna kalau bukan makanan Indonesia.
Makanan Indonesia itu unik...kaya...dan yang jelas enak (menurut saya, dan kamu pasti sesuatu..eh, setuju).
Cuma di Indonesia (sepertinya) yang jenis makanannya itu banyak banget syaratnya. Mulai dari bumbu, rasa, warna, bahan, dll yang kalau disebutkan butuh waktu yang lama. 

Kenapa makanan Indonesia itu kaya?
Lo tau kan Indonesia dulunya itu pernah dijajah...dan jadi negara tempat singgah. Yup! dari sana, akhirnya memberikan makanan Indonesia sebuah "kekayaan" karena adanya campuran-campuran dari kebudayaan luar yang akhirnya dalam satu masakan Indonesia bisa memiliki beragam keunikan. 

Maka dari pada itu untuk membangun sebuah rasa Cinta Indonesia....
Dan untuk memajukan negara Indonesia...
Dan seluruh tumpah darah Indonesia...
(loh..loh.. kok nyambung ke Pembukaan UUD??)

Singkat cerita, disini saya ingin berbagi tentang Buaya Indonesia #salaah... Budaya Indonesia.
kepada anak muda Indonesia (yang tua nggak boleh, eh...maaf om tante bercanda >,<)untuk pengetahuan kita bersama. Saran dan kritik sangat diharapkan dari para pembaca...

Jadi, mari katakan .... "Gue Bangga Jadi Orang Indonesia!"
DAN
Aku Cinta Makan dan Aku Cinta Indonesia!!! (buat yang doyan makan aje ye)

 

Anak Tata Boga Lulus, Mau Kerja Apa? Ini Dia Peluangnya. (Part 1)

Sebagian besar orang berpikir bahwa lulusan dari jurusan Tata Boga nantinya akan kerja sebagai koki/ chef/ cook. Tapi tahukah kamu, kalau te...